Mempawah, Selasa 28 Juli 2020 bertempat di Pusdiklat Anggar Mempawah telah dilaksanakan penandatanganan MoU IKIP PGRI Pontianak dan Perjanjian kerjasama FPOK IKIP PGRI Pontianak dengan Pusdiklat Anggar Mempawah yang ditandatangani oleh Wakil Rektor II Muhamad Firdaus, M. Pd untuk MoU dan Dekan FPOK Stephani Yane, M. Pd untuk perjanjian kerjasama dengan Kepala Pusdiklat Anggar Mempawah Sunardi sekaligus pelaksanaan Tes Fisik calon atlet PON XX 2020 Kalimantan Barat

Stephani Yane. M.Pd mengungkapkan bahwa Perjanjian kerjasama ini terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi tentang penyelenggaraan kerja sama penelitian, pengabdian pada masyarakat, peningkatan kualitas dan kualifikasi tenaga keolahragaan. Dalam kesempatan yang sama, Bapak Sunardi sangat menyambut baik kerjasama ini dan berharap akan terus terjaga silaturahmi antara IKIP PGRI Pontianak khususnya FPOK. Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi:

1. memfasilitasi alat untuk tes dan pengukuran pembinaan atlet prestasi.

2. berkolaborasi dalam penelitian bidang keolahragaan.

3. mendampingi pusdiklat anggar mempawah dalam hal pembinaan olahraga prestasi.

4. melakukan koordinasi monitoring program latihan.

5. FPOK IKIP PGRI Pontianak bertindak selaku konsultan olahraga dan memberikan bimbingan IPTEK olahraga

Pontianak, Selasa 28 Juli 2020, bertempat di Rektorat Institut Agama Islam Negeri Pontianak telah dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama IKIP PGRI Pontianak dan Institut Agama Islam Negeri Pontianak yang ditandatangani oleh Rektor IKIP PGRI Pontianak Rustam, M.Pd. Kons dan Plt Rektor IAIN Pontianak Dr. Misdah, S.Ag., M.Pd.

Dalam sambutannya Rustam, M.Pd. Kons mengharapkan kerjasama kedua belah pihak ini nantinya dapat melaksanakan Nota Kesepahaman Bersama antara IKIP PGRI Pontianak dan Institut Agama Islam Negeri Pontianak  terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat. MoU bukan hanya sekedar tandatangan namun diharapkan adanya perjanjian kerjasama Tri Dharma perguruan tinggi untuk menuju kampus merdeka. 

Dalam kesempatan yang sama Dr. Misdah, S.Ag., M.Pd. IAIN sangat menyambut baik kerjasama ini dan berharap akan terlaksana kerjasama yg baik dan saling menguntungkan disegala bidang, baik dalam hal akademik, dosen maupun mahasiswa. Isu strategis yang dihadapi perguruan tinggi sekarang ini dimasa pandemi adalah :

1. Knowledge
2. Skill
3. Culture

Dimana sekarang ini kita semua butuh mitra kerja dari daya saing yang diatas atau sejajar dengan perguruan tinggi swasta sekitar kita. Walaupun IAIN dan IKIP merupakan lintas pendidikan karena sumber mahasiswa IAIN kebanyakan dari Madrasah, Ponpes, dan SMA, dan pendidikan yang berbasis agama tapi tidak menjadikan halangan untuk saling bekerjasama. Dengan adanya MoU ini tidak ada alasan dari IAIN untuk menolak kerjasama-kerjasama dengan ikip dan unit-unit lain yang terkait. Harapan dari MoU ini IKIP dan IAIN dapat menjalin kerjasama dalam segala bidang seperti sharing data penerimaan mahasiswa baru, bidang akademik, mahasiswa, dll.

Tiga mahasiswa terpilih untuk mewakili IKIP PGRI Pontianak dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2020 tingkat wilayah pada Agustus mendatang. Mereka adalah Annisa Fitri (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia),Rendi Fahrizal (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris), dan F. Sri Dewi Wulandari (Program Studi Pendidikan Sejarah).

Koordinator tim juri seleksi KDMI 2020 Tingkat Perguruan Tinggi IKIP PGRI Pontianak Dr.Try Hariadi, M. Pd.,mengungkapkan bahwa tiga mahasiswa tersebut terpilih dari seleksi yang dilakukan secara langsung dan daring pada hari Selasa, 28 Juli 2020. Pelaksanaan seleksi ini dilakukan mulai dari pukul 09.00 pagi sampai dengan selesai.

IKIP PGRI Pontianak berusaha menjaring peserta dari mahasiswa yang paling siap untuk mewakili IKIP PGRI Pontianak ke tingkat wilayah hingga nasional. Selain Dr. Try Hariadi, M. Pd., bertindak sebagai tim juri seleksi KDMI tingkat perguruan tinggi IKIP PGRI Pontianak adalah Dedi Irwan, PhD, dan Dr. Herlina, M. Pd.

Tahun ini, untuk pertama kalinya seleksi KDMI tingkat perguruan tinggi IKIP PGRI Pontianak dilaksanakan secara langsung dan daring. Seleksi ini diikuti oleh 21 peserta dari berbagai Program Studi diantaranya Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer, Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mereka terbagi dalam beberapa tim. Satu tim yang terdiri dari 3 orang.

Pada pelaksanaan seleksi, terlebih dahulu masing-masing tim diberikan mosi untuk kemudian berargumen. Pada sesi berikutnya, masing-masing tim melakukan bantahan terhadap argumen tim lawan.
“Juri menilai dari proses ini, bagaimana masing-masing mengungkapkan argumennya. Juga pada sesi kedua, bagaimana masing-masing membantah atau mendebat argumen dari tim lawan secara ilmiah, sistematis, dan logis,”.
Selain penilaian terhadap tim, penilaian juga dilakukan pada masing-masing individu. Dengan demikian, para mahasiswa terpilih adalah mereka yang dinilai memiliki kemampuan paling baik. Penilaian dilakukan berdasarkan isi (40%), gaya penyampaian (20%), dan strategi (40%).
“Kemudian terpilhlah 3 orang yang menurut tim juri dianggap paling siap untuk mewakili IKIP PGRI Pontianak.

Saat ini tiga mahasiswa terpilih tersebut sedang mengikuti persiapan untuk maju ke seleksi tingkat wilayah. Para mahasiswa akan diberi pembekalan dan penguatan keterampilan.

“Harapannya ketiga mahasiswa yang terpilih mampu terus meningkatkan kualitas diri, kecakapan mempresentasikan gagasan, serta membangun pola komunikasi yang baik antar anggota tim. Hal lain yang penting adalah juga meningkatkan kepekaan terhadap isu masalah sosial yang sedang terjadi dan banyak melakukan simulasi debat mandiri,”.

Tanggal, 23 Juli 2020 Program Studi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak melaksanakan Webinar bertema Pembelajaran Geografi di Era New Normal. Sebagai pemateri hadir Prof. Dr. Sumarmi, Dr. Yasin Yusup, S.Si, M.Si, dan Dr. Ajun Purwanto, S.Si, M.Pd. Prof. Sumarmi, M.Pd yang menjadi pembicara pertama menghadirkan materi Model Pembelajaran Geografi di Era New Normal. Di era new normal sebagai dampak penyebaran covid-19, memaksa semua aktivitas berubah, termasuk kegiatan belajar mengajar. Geografi sebagai spatial science atau ilmu keruangan biasanya perlu mengekplorasi lingkungan untuk memahami berbagai fenomena permukaan bumi. Pembelajaran yang biasa dilakukan baik dengan metode ceramah maupun outdoor kini terhambat karena sulitnya menghindari berkumpulnya sejumlah orang dalam waktu yang sama. Beliau mengatakan bahwa pembelajaran saat ini dititikberatkan pada pemecahan masalah. Pemecahan masalah dalam Geografi diperoleh dengan mengaitkan berbagai persoalan yang ada dengan lokasi di permukaan bumi dan proses-proses keruangan yang disebut spatial process. Kemampuan berpikir secara keruangan ini yang dinamakan spatial thinking.

Ketika materi-materi ini tidak lagi disampaikan dengan cara ceramah di kelas, metode yang dapat digunakan adalah blended learning. Blended learning merupakan gabungan antara pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Model pembelajaran Geografi yang dapat dipilih antara lain: discovery based learning, Problem Based Learning, Experiental Learning (pembelajaran berbasis pengalaman), Spatial Based Learning, Research Based Learning, Earth Science in Community (Earthcomm). Dalam memilih strategi, metode dan model pembelajaran perlu menetapkan tujuan pembelajaran, mengenali karakteristik siswa dan karakteristik materi.